Tuesday, April 29, 2014

Materi Sejarah

Karakteristik Perlawanan Terhadap Belanda pada Awal Abad ke 20 (Pergerakan Nasional) :
Perlawanan bersifat nasional
Tujuan perlawanan untuk mencapai kemerdekaan nasional
Alat perjuangan berupa organisasi/partai
Perlawanan memiliki 2 cara, kooperatif dan nonkooperatif. Kooperatif berarti ikut bekerja sama dengan pemerintah kolonial Belanda dalam usaha mencapai kemerdekaan. Nonkooperatif berarti tidak bekerja sama dengan pemerintah kolonial Belanda dalam usaha untuk mencapai kemerdekaan
Perjuangan dipimpin oleh kaum intelektual

Asal-usul nama bagi kepulauan Indonesia:
Hindia
Berasal dari bahasa Yunani (Herodotus) untuk menyebutkan kata Indus. Dipopulerkan oleh seorang pelaut Portugis yang pernah datang ke Indonesia yaitu Vasco De Gamma
Nederlandsch Oost Indie
Nama ini berasal dari bahasa Belanda. Nama ini adalah sebutan orang Belanda terhadap jajahannya di kepulauan Indonesia yang nanti berubah namanya menjadi Nederlandsch Indie. Nama ini memiliki arti bahwa Indie (Indonesia) adalah negeri bawahan (jajahan) Belanda (Nederland)
Insulinde
Nama ini diambil dari dua kata dalam bahasa Belanda, Insula/Insulair yang berarti pulau dan Indie yang berarti Hindia. Nama ini ditemukan dalam karangan Edward Dowes Dekker (Multatuli) yaitu Max Havelaar. Dipopulerkan juga oleh Profesor Veth.
Nusantara
Nama ini ditemukan dalam perpustakaan India kuno, untuk menyebutkan kepulauan Indonesia. Nama ini diambil dari dua kata, Nusa yang berarti pulau dan antara yang berarti diantara. Jadi nama ini memiliki arti kepulauan yang terletak diantara, baik diantara benua (Asia dan Australia) maupun diantara samudera (samudera Hindia dan samudera Pasifik)
Indonesia
Nama ini diciptakan oleh Prof. Adolf Bastian pada tahun 1884. Ia adalah seorang guru besar pada universitas di Berlin dalam ilmu bahasa. Ia mengarang buku yang terdiri dari lima jilid yang berjudul Indonesien Oder die Inseln des Malaischen Archipelago. Kata Indonesia ini berasal dari dua suku kata yaitu Indo dan nesie (Nesos dalam bahasa Yunani) yang berarti Kepulauan Hindia. Kata Nesos juga hampir berdekatan dengan kata nusa dalam bahasa kita yang berarti kepulauan
Hindia Timur
Nama ini dipakai oleh salah satu organisasi pada masa pergerakan nasional yaitu Muhammadiyah pimpinan K.H. Ahmad Dahlan. Nama ini sangat populer di kalangan Muhammadiyah dan menjadi nama resmi dalam organisasi ketika menyebutkan kepulauan Indonesia.

Organisasi Pergerakan Nasional

Budi Utomo
Organisasi ini lahir di Batavia pada tanggal 20 Mei 1908 (Hari Kebangkitan Nasional) atas prakarsa dari mahasiswa-mahasiswa S.T.O.V.I.A (School Tot Opleiding van Indische Arsten). Organisasi inimuncul karena dilatarbelakangi oleh inisiatif Dr. Wahidin Sudirohusodo yang bangkit untuk memberikan pengajaran kepada orang Jawa dengan menghimpun dana dari tiap daerah di Jawa (study found).
Tokoh-tokoh:
·         Dr Wahidin Sudirohusodo
·         dr Sutomo
·         Tjipto Mangunkusumo
Organisasi ini bersifat kedaerahan (etnosentris) hanya ditujukan untuk mahasiswa Jawa ataupun kalangan priyayi Jawa sehingga kurang mendapatkan tempat di hati orang Indonesia pada waktu itu. Pergerakan organisasi ini koopertif, melakukan kerjasama dengan pihak pemerintah kolonial Belanda.
Sarekat Dagang Islam
Organisasi ini dibentuk di kota Solo oleh pedagang batik yaitu Haji Samanhudi pada tahun 1911. Organisasi ini bersifat nationalistis-democratis-religieus-economis. Latar belakang muncul dan berkembangnya SDI ini adalah:
·         Perdagangan bangsa Tionghoa adalah suatu halangan buat perdagangan Indonesia karena monopoli bahan batik, ditambah pula dengan tingkah laku sombong dari bangsa Tionghoa sesudah revolusi di Tiongkok
·         Kemajuan gerak langkah penyebaran agama Kristen dan juga ucapan-ucapan yang menghina dalam parlemen Negeri belanda tentang tipisnya kepercayaan agama bangsa Indonesia
·         Cara adat lama yang terus dipakai di daerah kerajaan-kerajaan Jawa, makin lama makin dirasakan sebagai penghinaan terhadap umat Islam
Nama SDI dirubah menjadi Sarekat Islam (SI) dengan tujuan untuk memperluas daerah pergerakan supaya tidak terbatas pada golongan pedagang saja. Anggaran Dasar SI menyebutkan tujuan dari Sarekat Islam :
“Mencapai kemajuan rakyat yang nyata dengan jalan persaudaraan, persatuan dan tolong menolong diantara kaum Muslimin semuanya. “
“memajukan semangat dagang bangsa Indonesia, memajukan kecerdasan rakyat dan hidup menurut perintah agama, menghilangkan faham-faham keliru tentang agama Islam.”
Sifat pergerakan dari SI ini adalah kooperatif dan tidak bereaksi melawan pemerintah Belanda. Walaupun begitu, dengan agama Islam sebagai lambang persatuan. (Kongres Sarekat Islam I 26 Januari 1913 di Surabaya).
SI adalah organisasi kerakyatan dan hanya diperuntukan bagi rakyat biasa, pegawai pemerintah Belanda tidak diperbolehkan menjadi anggota. Anggota haruslah rakyat biasa yang beragama Islam dan orang pribumi (Kongres Sarekat Islam II di Solo).
Dalam tahun 1915 di Surabaya didirikan Central Sarekat Islam (C.S.I) dengan tujuan untuk memajukan dan membantu S.I daerah, mengadakan dan memelihara perhubungan dan pekerjaan berasama.  
Kongres Nasional S.I ke 3 di Surabaya (29 September-6 Oktober 1918) telah merubah haluan pergerakan menjadi cenderung kiri yang membela kaum buruh dan menentang kapitalisme. Dalam kongres ini diputuskan bahwa S.I menentang pemerintah sepanjang tindakannya melindungi kapitalisme; pegawai negeri Indonesia dikatakan adalah alat, penyokong kepentingan kapitalis. Selain itu S.I juga menuntut mengadakan peraturan-peraturan sosial guna kaum buruh, untuk mencegah penindasan dan perbuatan kesewenang-wenangan (upah minimum, maksimum waktu kerja dl). Ini ditimbulkan karena adanya infiltrasi orang-orang berfaham sosialis seperti Alimin, Semaun, Darsono, Tan Malaka dan lainnya yang berasal dari Indische Social Democratische Vereeniging (I.S.D.V) yang nantinya berubah menjadi Partai Komunis Indonesia (P.K.I) yang masuk menjadi anggota S.I. Dengan sifat pergerakan yang berubah, maka S.I sangat terbuka kepada orang-orang yang berfaham kiri untuk menjadi anggota bahkan menjadi pengurusnya. Sehingga timbul reaksi dari anggota S.I lain untuk membersihkan S.I dari unsur-unsur sosialis komunis lewat Kongres Nasional S.I ke 6 di Surabaya (10 Oktober 1921) dipimpin oleh Tjokroaminoto untuk membentuk disiplin partai dengan menyamakan dasar perjuangan. Oleh karena itu maka orang tidak mungkin lagi menjadi anggota S.I sekaligus mejadi anggota P.K.I.

Indische Partij
Organisasi ini didirikan di Bandung atas prakarsa tiga tokoh populer yang biasa disebut tiga serangkai yaitu Douwes Dekker (Setyabudi Danudirjo), dr. Cipto Mangunkusumo dan Suwardi Suryaningrat (Ki Hajar Dewantara). Sifat dari organisasi ini radikal dan progresif dengan menyatakan sebagai partai politik.
Keanggotaan Indische Partij adalah terbuka untuk semua golongan baik orang Eropa dan keturunannya yang tinggal di Hindia Belanda (Indo), orang Belanda keturunannya (Indo), orang Tionghoa dan keturunannya dan orang pribumi.
Tujuan : Indie Merdeka
Dasar : National Indie
Semboyan : Indie untuk Indier
Bendera : warna dasar hitam (menunjukan warna kulit orang Indonesia), satu pojoknya diberi garis-garis hijau (yang berarti pengharapan baik dimasa mendatang), merah (yang berarti keberanian) dan biru (yang berarti kesetiaan)
Dikarenakan sifat dari pergerakan ini radikal, maka pemerintahan kolonial membuang (mengasingkan) ke tiga tokohnya dengan tuduhan akan mengadakan pemberontakan pada bulan Agustus 1913.
·         Douwes Dekker diasingkan ke Timor Kupang
·         Tjipto Mangunkusumo diasingkan ke Banda
·         Suwardi Suryaningrat diasingkan ke Bangka
Namun ketiganya meminta untuk diasingkan ke negeri Belanda, permintaan ini dikabulkan oleh pemerintah Belanda.

0 comments:

Post a Comment