Karakteristik Perlawanan Terhadap Belanda pada Awal Abad ke 20 (Pergerakan Nasional) :
Perlawanan bersifat nasional
Tujuan perlawanan untuk mencapai kemerdekaan nasional
Alat perjuangan berupa organisasi/partai
Perlawanan
memiliki 2 cara, kooperatif dan nonkooperatif. Kooperatif berarti ikut
bekerja sama dengan pemerintah kolonial Belanda dalam usaha mencapai
kemerdekaan. Nonkooperatif berarti tidak bekerja sama dengan pemerintah
kolonial Belanda dalam usaha untuk mencapai kemerdekaan
Perjuangan dipimpin oleh kaum intelektual
Asal-usul nama bagi kepulauan Indonesia:
Hindia
Berasal dari bahasa Yunani (Herodotus) untuk menyebutkan kata Indus. Dipopulerkan oleh seorang pelaut Portugis yang pernah datang ke Indonesia yaitu Vasco De Gamma
Nederlandsch Oost Indie
Nama
ini berasal dari bahasa Belanda. Nama ini adalah sebutan orang Belanda
terhadap jajahannya di kepulauan Indonesia yang nanti berubah namanya
menjadi Nederlandsch Indie. Nama ini memiliki arti bahwa Indie
(Indonesia) adalah negeri bawahan (jajahan) Belanda (Nederland)
Insulinde
Nama
ini diambil dari dua kata dalam bahasa Belanda, Insula/Insulair yang
berarti pulau dan Indie yang berarti Hindia. Nama ini ditemukan dalam
karangan Edward Dowes Dekker (Multatuli) yaitu Max Havelaar. Dipopulerkan juga oleh Profesor Veth.
Nusantara
Nama
ini ditemukan dalam perpustakaan India kuno, untuk menyebutkan
kepulauan Indonesia. Nama ini diambil dari dua kata, Nusa yang berarti
pulau dan antara yang berarti diantara. Jadi nama ini memiliki arti
kepulauan yang terletak diantara, baik diantara benua (Asia dan
Australia) maupun diantara samudera (samudera Hindia dan samudera
Pasifik)
Indonesia
Nama ini diciptakan oleh Prof. Adolf Bastian
pada tahun 1884. Ia adalah seorang guru besar pada universitas di
Berlin dalam ilmu bahasa. Ia mengarang buku yang terdiri dari lima jilid
yang berjudul Indonesien Oder die Inseln des Malaischen Archipelago. Kata
Indonesia ini berasal dari dua suku kata yaitu Indo dan nesie (Nesos
dalam bahasa Yunani) yang berarti Kepulauan Hindia. Kata Nesos juga
hampir berdekatan dengan kata nusa dalam bahasa kita yang berarti
kepulauan
Hindia Timur
Nama ini dipakai oleh salah satu organisasi pada masa pergerakan nasional yaitu Muhammadiyah pimpinan K.H. Ahmad Dahlan.
Nama ini sangat populer di kalangan Muhammadiyah dan menjadi nama resmi
dalam organisasi ketika menyebutkan kepulauan Indonesia.
Organisasi Pergerakan Nasional
Budi Utomo
Organisasi
ini lahir di Batavia pada tanggal 20 Mei 1908 (Hari Kebangkitan
Nasional) atas prakarsa dari mahasiswa-mahasiswa S.T.O.V.I.A (School Tot
Opleiding van Indische Arsten). Organisasi inimuncul karena
dilatarbelakangi oleh inisiatif Dr. Wahidin Sudirohusodo yang bangkit
untuk memberikan pengajaran kepada orang Jawa dengan menghimpun dana
dari tiap daerah di Jawa (study found).
Tokoh-tokoh:
· Dr Wahidin Sudirohusodo
· dr Sutomo
· Tjipto Mangunkusumo
Organisasi ini bersifat kedaerahan
(etnosentris) hanya ditujukan untuk mahasiswa Jawa ataupun kalangan
priyayi Jawa sehingga kurang mendapatkan tempat di hati orang Indonesia
pada waktu itu. Pergerakan organisasi ini koopertif, melakukan kerjasama
dengan pihak pemerintah kolonial Belanda.
Sarekat Dagang Islam
Organisasi ini dibentuk di kota Solo oleh pedagang batik yaitu Haji Samanhudi pada tahun 1911. Organisasi ini bersifat nationalistis-democratis-religieus-economis. Latar belakang muncul dan berkembangnya SDI ini adalah:
· Perdagangan
bangsa Tionghoa adalah suatu halangan buat perdagangan Indonesia karena
monopoli bahan batik, ditambah pula dengan tingkah laku sombong dari
bangsa Tionghoa sesudah revolusi di Tiongkok
· Kemajuan
gerak langkah penyebaran agama Kristen dan juga ucapan-ucapan yang
menghina dalam parlemen Negeri belanda tentang tipisnya kepercayaan
agama bangsa Indonesia
· Cara
adat lama yang terus dipakai di daerah kerajaan-kerajaan Jawa, makin
lama makin dirasakan sebagai penghinaan terhadap umat Islam
Nama
SDI dirubah menjadi Sarekat Islam (SI) dengan tujuan untuk memperluas
daerah pergerakan supaya tidak terbatas pada golongan pedagang saja.
Anggaran Dasar SI menyebutkan tujuan dari Sarekat Islam :
“Mencapai
kemajuan rakyat yang nyata dengan jalan persaudaraan, persatuan dan
tolong menolong diantara kaum Muslimin semuanya. “
“memajukan
semangat dagang bangsa Indonesia, memajukan kecerdasan rakyat dan hidup
menurut perintah agama, menghilangkan faham-faham keliru tentang agama
Islam.”
Sifat pergerakan
dari SI ini adalah kooperatif dan tidak bereaksi melawan pemerintah
Belanda. Walaupun begitu, dengan agama Islam sebagai lambang persatuan. (Kongres Sarekat Islam I 26 Januari 1913 di Surabaya).
SI adalah organisasi kerakyatan
dan hanya diperuntukan bagi rakyat biasa, pegawai pemerintah Belanda
tidak diperbolehkan menjadi anggota. Anggota haruslah rakyat biasa yang
beragama Islam dan orang pribumi (Kongres Sarekat Islam II di Solo).
Dalam tahun 1915 di Surabaya didirikan Central Sarekat Islam (C.S.I) dengan tujuan untuk memajukan dan membantu S.I daerah, mengadakan dan memelihara perhubungan dan pekerjaan berasama.
Kongres Nasional S.I ke 3
di Surabaya (29 September-6 Oktober 1918) telah merubah haluan
pergerakan menjadi cenderung kiri yang membela kaum buruh dan menentang
kapitalisme. Dalam kongres ini diputuskan bahwa S.I menentang pemerintah
sepanjang tindakannya melindungi kapitalisme; pegawai negeri Indonesia
dikatakan adalah alat, penyokong kepentingan kapitalis. Selain itu S.I
juga menuntut mengadakan peraturan-peraturan sosial guna kaum buruh,
untuk mencegah penindasan dan perbuatan kesewenang-wenangan (upah
minimum, maksimum waktu kerja dl). Ini ditimbulkan karena adanya
infiltrasi orang-orang berfaham sosialis seperti Alimin, Semaun,
Darsono, Tan Malaka dan lainnya yang berasal dari Indische Social Democratische Vereeniging
(I.S.D.V) yang nantinya berubah menjadi Partai Komunis Indonesia
(P.K.I) yang masuk menjadi anggota S.I. Dengan sifat pergerakan yang
berubah, maka S.I sangat terbuka kepada orang-orang yang berfaham kiri
untuk menjadi anggota bahkan menjadi pengurusnya. Sehingga timbul reaksi
dari anggota S.I lain untuk membersihkan S.I dari unsur-unsur sosialis
komunis lewat Kongres Nasional S.I ke 6
di Surabaya (10 Oktober 1921) dipimpin oleh Tjokroaminoto untuk
membentuk disiplin partai dengan menyamakan dasar perjuangan. Oleh
karena itu maka orang tidak mungkin lagi menjadi anggota S.I sekaligus
mejadi anggota P.K.I.
Indische Partij
Organisasi
ini didirikan di Bandung atas prakarsa tiga tokoh populer yang biasa
disebut tiga serangkai yaitu Douwes Dekker (Setyabudi Danudirjo), dr.
Cipto Mangunkusumo dan Suwardi Suryaningrat (Ki Hajar Dewantara). Sifat dari organisasi ini radikal dan progresif dengan menyatakan sebagai partai politik.
Keanggotaan Indische Partij
adalah terbuka untuk semua golongan baik orang Eropa dan keturunannya
yang tinggal di Hindia Belanda (Indo), orang Belanda keturunannya
(Indo), orang Tionghoa dan keturunannya dan orang pribumi.
Tujuan : Indie Merdeka
Dasar : National Indie
Semboyan : Indie untuk Indier
Bendera
: warna dasar hitam (menunjukan warna kulit orang Indonesia), satu
pojoknya diberi garis-garis hijau (yang berarti pengharapan baik dimasa
mendatang), merah (yang berarti keberanian) dan biru (yang berarti
kesetiaan)
Dikarenakan
sifat dari pergerakan ini radikal, maka pemerintahan kolonial membuang
(mengasingkan) ke tiga tokohnya dengan tuduhan akan mengadakan
pemberontakan pada bulan Agustus 1913.
· Douwes Dekker diasingkan ke Timor Kupang
· Tjipto Mangunkusumo diasingkan ke Banda
· Suwardi Suryaningrat diasingkan ke Bangka
Namun ketiganya meminta untuk diasingkan ke negeri Belanda, permintaan ini dikabulkan oleh pemerintah Belanda.
0 comments:
Post a Comment